Hujan deras yang melanda wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor yang mengakibatkan paling sedikit 15 orang tewas dan 10 orang hilang. Dampaknya sangat parah, memaksa ribuan orang mengungsi, dan infrastruktur publik serta rumah-rumah rusak berat.

Di Bali, pemerintah provinsi melaporkan bahwa ada sembilan korban meninggal, termasuk empat orang tersapu arus di pasar Kumbasari, Denpasar. Di NTT, ibu dan anak kehilangan nyawa di Mauponggo, serta korban lainnya tewas akibat longsor di beberapa desa.

Operasi penyelamatan masih berlangsung, namun cuaca buruk dan topografi yang sulit memperlambat upaya evakuasi. Curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan sungai meluap, sementara tanah yang jenuh memicu longsor. Sementara rumah, jembatan, jalan, dan fasilitas umum banyak yang rusak.

Lebih dari 800 orang telah dipindahkan dari wilayah yang terdampak, tinggal di tempat penampungan darurat. Ketersediaan listrik dan air terganggu di banyak daerah, yang mempengaruhi kegiatan dasar seperti sekolah, pelayanan kesehatan, dan perdagangan lokal.

Pemerintah daerah bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan tim tanggap darurat. Bantuan logistik seperti makanan, obat-obatan, dan tempat tinggal sementara menjadi prioritas. Selain itu, peringatan dini dan sistem drainase mendapat sorotan sebagai bagian dari mitigasi di masa depan.

Fenomena seperti ini tidak jarang di musim hujan di Indonesia, terutama dari September hingga Maret. Namun, intensitas dan dampaknya menunjukkan peningkatan risiko, memperlihatkan perlunya sistem mitigasi bencana yang lebih kuat dan perencanaan tata ruang yang lebih bijaksana untuk mengurangi kerentanan korban dan kerusakan.

Banjir69 , Situs banjir69


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *