Indonesia kembali diguncang gelombang protes besar-besaran sejak akhir Agustus 2025. Pemicu utamanya adalah kebijakan pemerintah terkait tunjangan anggota DPR yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil, di tengah naiknya harga pangan dan BBM. Situasi semakin panas setelah video seorang driver ojol, Affan Kurniawan, ditabrak aparat saat unjuk rasa viral di media sosial.
Menurut laporan AP News dan Human Rights Watch, setidaknya 7 orang tewas, 469 luka-luka, dan lebih dari 1.200 demonstran ditahan. Fasilitas publik rusak, dan sebagian ruas jalan di Jakarta serta Bandung lumpuh akibat bentrokan.
Gerakan mahasiswa, serikat buruh, dan komunitas masyarakat sipil kini bersatu menuntut pencabutan tunjangan DPR, perbaikan kesejahteraan pekerja informal, serta transparansi anggaran nasional. Pemerintah merespons dengan pembatalan tunjangan DPR dan imbauan dialog, tetapi kemarahan publik belum juga mereda.
Pengamat politik menilai protes ini bukan hanya soal tunjangan DPR, melainkan akumulasi kekecewaan publik terhadap elit politik dan lemahnya perlindungan sosial. Krisis kepercayaan terhadap institusi negara terlihat jelas, dan para ekonom memperingatkan dampaknya terhadap stabilitas pasar, investasi asing, dan nilai tukar rupiah.
Jika pemerintah gagal membuka ruang dialog dan merumuskan kebijakan yang berpihak pada masyarakat, potensi eskalasi konflik sosial akan semakin besar.

Leave a Reply